Minggu, 16 Oktober 2016

MAKALAH KONSERVASI TENTANG IKAN HIU



KONSERVASI JENIS-JENIS IKAN HIU DI INDONESIA

OLEH:
BUANA SUKRI TANJUNG
130302079








MATA KULIAH KONSERVASI SUMBERDAYA HAYATI PERAIRAN
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2016


KATA PENGANTAR


            Puji syukur penulis sampaikan kepada ALLAH SWT. Yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Konservasi Jenis Ikan Hiu yang Ada di Indonesia”. Penuisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui tetang konservasi terhadap ikan hiu yang ada di indonesia.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada bapak Dr.Ir.Yunasfi,M.Si dan Ibu Dr.Ani Suryanti,S.Pi.,M.Si sebagai Dosen Pembimbing mata kuliah Konservasi Sumberdaya Hayati Perairan. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan dukungan kepada penulis.
Demikianlah yang dapat penulis sampaikan. Semoga Makalah ini dapat memberikan informasi dalam ilmu pengetahuan bagi kalangan yang mebutuhkan khususnya bagi Manajemen Sumberdaya Perairan.





         Medan, Oktober 2016



            Penulis

 

DAFTAR ISI

                    Halaman 
KATA PENGANTAR............................................................................ ...            i
DAFTAR ISI...........................................................................................               ii

PENDAHULUAN
       Latar Belakang........................................................................................           1
       Tujuan.....................................................................................................           2
       Manfaat...................................................................................................           3 

ISI.........................................................................................................................   4       

KESIMPULAN DAN SARAN
       Kesimpulan.........................................................................................            21
       Saran...................................................................................................             21

DAFTAR PUSTAKA



























PENDAHULUAN
Latar Belakang
            Kesadaran akan pentingnya menjaga sumber daya alam dan keanekaragaman hayati semakin tumbuh di seluruh dunia. Sudah 23 negara yang telah menetapkan lebih dari 100 kawasan konservasi laut sebagai upaya konservasi kawasan perairan dengan tujuan perlindungan keanekaragaman hayati, pengelolaan perikanan, dan memperbaharui populasi ikan dan biota laut lainnya terancam punah. Manfaat yang didapat dengan adanya kawasan konser-vasi laut yaitu berhubungan den-gan proses biologi fisik seperti ekspor spesies ikan dewasa mau-pun benih di daerah penangka-pan ikan, ekspor larva ikan dari tempat pemijahan yang tersedia sebagai stok perikanan. Manfaat kawasan konservasi laut bagi perikanan tersebut sangat ber-gantung pada strategi spesies ikan target dan dari desain dari kawasan konservasi laut sendiri, termasuk lokasi, ukuran dan bentuknya. Manfaat lainya yaitu adanya peningkatan stabilitas perikanan (ibcraja4, 2014).
Dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 13 Undang-Undang No. 31 tahun 2004 tersebut, maka pemerintah telah menetapkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 60 Tahun 2007 tentang Konservasi Sumber daya ikan pada 16 November 2007. Konservasi sumber daya ikan adalah upaya perlindungan,pelestarian dan pemanfaatan sumber daya ikan, termasuk ekosistem, jenis, dan genetik untuk menjamin keberadaan, ketersediaan, dan kesinambungannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragaman sumber daya ikan. Dalam PP ini diantaranya tercantum upaya konservasi sumber daya ikan dalam tiga tingkatan, yaitu konservasi ekosistem, konservasi jenis ikan, dan konservasi genetik.
Hiu merupakan salah satu spesies yang dilindungi di wilayah perairan Eropa. Alasan mengapa menjadi begitu penting untuk dilindungi adalah kegiatan konservasi hiu tidak hanya terkait dengan upaya penyelamatan spesies hewan laut yang hampir punah, namun juga terkait dengan masalah lingkungan secara global. Hewan ini sangat rentan dan populasinya mengalami penurunan secara signifikan, bahkan beberapa spesies terancam punah. Populasi hiu sejak tahun 2000 sampai tahun 2010 mengalami penurunan dengan tangkapan yang jumlahnya cukup besar. Di wilayah perairan Eropa beberapa spesies yang tertangkap meliputi Laut Atlantik dan Laut Mediterania berada dalam Red List disusun oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN). Beberapa jenis hiu yang terancam punah yaitu spurdog, porbeagle shark (hiu porbeagle), basking shark (hiu basking), dan yang rentan diantaranya adalah blue shark (hiu biru) dan hammerhead shark (hiu martil) (Hidayati, 2010).
            Sejak tahun 1970 usaha perikanan hiu di Indonesia telah berlangsung sangat pesat, ketika sumberdaya tersebut menjadi hasil usaha sampingan dari perikanan tuna dengan menggunakan pancing rawai (tuna longline). Meskipun perikanan hiu di Indonesia ini hanyalah sebagai usaha sampingan (by catch) dari usaha perikanan lainnya, akan tetapi produksi yang dihasilkannya menunjukkan nilai yang signifikan. Sejak tahun 1988 ketika harga sirip hiu di pasaran dunia meningkat, usaha perikanan hiu berkembang cukup pesat, bahkan di beberapa daerah sentra nelayan di Indonesia menjadikan komoditi hiu sebagai hasil tangkapan utamanya (target species). Beberapa alat tangkap yang biasa digunakan untuk menangkap hiu, baik sebagai hasil tangkapan sampingan ataupun tangkapan utama, antara lain adalah jaring insang apung (drift gill net), rawai permukaan (surface longline), rawai dasar (bottom longline) dan jaring hiu (dahulu dikenal sebagai jaring trawl) (Fahmi dan Dharmadi, 2005).
            Hiu termasuk hewan pemangsa tingkat atas (top predator) pada lingkungan terumbu karang maupun lautan. Sebagai top predator, hiu sangat berperan penting dalam menjaga keseimbangan rantai makanan di terumbu karang dan ekosistem lautan (Myers et al., 2007). Penurunan populasi hiu di perairan akan menyebabkan tidak terkendalinya populasi ikan. Apabila hal tersebut terjadi secara terus menerus maka dapat menyebabkan kepunahan pada organisme - organisme kelompok tingkat tropik yang lebih rendah (Camhi, 1998). Hiu memakan hewan yang terluka atau sakit, oleh karna itu hiu juga berperan untuk membersihkan dan menghilangkan hewan yang dalam kondisi lemah sehingga kesehatan ekosistem laut tetap terjaga (Ayotte, 2005). Indonesia merupakan negara penghasil hiu terbesar di dunia dalam dasa warsa terakhir (Lack & Sant, 2006). Menurut catatan FAO (United Nations Food and Agriculture Organization), Indonesia menempati peringkat satu sebagai negara penangkap ikan bertulang rawan dan negara pengekspor sirip hiu terbesar pada tahun 2000-2011 di dunia (FAO, 2015).

Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis Ikan Hiu yang dilindungi dan mengetahui peraturan yang mengatur perlindungan Ikan Hiu.

Manfaat Penulisan
            Penulisan makalah ini dapat digunakan sebagai dasar ilmu pengetahuan dalam konservasi jenis-jenis ikan Hiu diindonesia.

ISI
Morfologi dan Anatomi Hiu
Hiu mempunyai tubuh yang dilapisi kulit dermal denticles untuk melindungi kulit mereka dari kerusakan, infeksi yang disebabkan oleh parasit, dan untuk menambah dinamika air. Mereka mempunyai beberapa deret gigi, yang proses pergantiannya berlangsung terus sepanjang hidupnya (Nontji, 1987). Ikan hiu adalah ikan yang bertulang rawan (Elasmobranchii), tanpa adanya tulang sejati meskipun tulang rawan ini kadang diperkuat oleh pengapuran (calcification) yang mencakup 250 spesies yang terdapat baik di samudra maupun perairan air tawar (Last dan Stevens, 1984). Ikan hiu biasanya mempunyai bentuk tubuh yang lonjong dan memanjang seperti torpedo, bagian ekor sedikit banyak berujung runcing, dan cuping atas dari ekornya kerap kali menjadi jauh lebih berkembang dari cuping bawahnya. Karakteristik yang sangat jelas, ikan hiu tidak mempunyai penutup insang dan tidak mempunyai lembaran-lembaran sisik yang pipih
Hiu mempunyai kulit yang tertutup oleh sisik plakoid yang berupa duri halus dan tajam dengan posisinya yang condong ke arah belakang, sisik ini sangat kecil dan rapat (Hoeve, 1988). Selain itu karena adanya bulu-bulu halus tubuh ikan hiu terasa kasar. Sedangkan bentuk dari setiap gigi hiu menyerupai bentuk sisiknya. Gigi hiu serupa dengan gigi biasa karena mempunyai rongga pembuluh saraf yang dikelilingi oleh dentin (tulang gigi) dan ditutup oleh lapisan tipis email.
Susunan gigi hiu pada dasarnya mempunyai struktur yang sama dan berada dalam beberapa deret, yang berfungsi adalah deret paling luar. Deret sebelah dalam tumbuh dan maju terus ke anterior (ke arah luar), siap menggantikan deret paling luar yang tanggal, proses pergantian gigi ini berlangsung terus sepanjang hidupnya (Hoeve, 1988).   

Jenis-jenis Ikan Hiu

Jenis-jenis ikan Hiu yang ada di perairan sangat beragam, diantaranya adalah sebgai berikut:

1.        Megalodon Shark

Description: http://i2.wp.com/1.bp.blogspot.com/-hANam2cBVsk/UOOenEY3eLI/AAAAAAAACNs/eEerP170xC0/s1600/Megalodon+Shark3.jpg?resize=640%2C360
Ikan hiu ini merupakan spesies ikan hiu purba raksasa, ikan pra sejarah yang hidup sekitar 20 hingga 1,2 juta tahun lalu. Megalodon Shark adalah jenis ikan hiu kuno atau ikan hiu yang sudah sangat tua. Umur dari ikan ini juga lama, bahkan terlama dari ikan hiu lainnya, maka tak heran beberapa ilmuwan percaya bahwa ikan ini masih hidup, tapi entah dimana keberadaanya dan jarang diketahui dan mucul di laut. Tubuh ikan hiu megalodon memang amat besar, bahkan melebihi besarnya Whale Shark (Hiu Paus), yang merupakan ikan hiu paling besar sedunia. Nama Megalodon sendiri pertamakalinya muncul saat setelah seorang pakar dari Swiss yang bernama Louis Agassiz berhasil mengidentifikasi ikan ini pada tahun 1835.

2.    Whale Shark

Description: http://i1.wp.com/divezone.net/wp-content/uploads/2012/07/CocosWhaleShark4.jpg?resize=640%2C319
Whale Shark memiliki nama latin Rhincodon typus. Nama kerennya adalah Hiu Paus.  Bisa dikatakan juga dengan hiu tutul, karena ada pola warna di tubuhnya seperti macan tutul.
Kingdom: Animalia
Phylum: Chodarta
Kelas: Chindrichtyes
Ordo: Orectolobiformes
Famili: Rhincodontidae
Genus: Rhincodon
Species: Rhincodon typus
Nama international: Whale Shark
Nama lokal: Hiu Paus, Hiu Bodoh, Hiu Geger Lintang, Hiu Totol, Hiu Bintang, dan Hiu Bingko. Whale Shark merupakan salah satu ikan hiu paling besar sedunia banyak ditemukan diperairan karena memang hewan ini sering muncul dan terlihat di perairan yang tidak terlalu dalam. Ciri-ciri dari hewan ini adalah ukuran si Whale ini lebih kecil dibanding Megalodon. Dan biasanya ada bintil-bintil putih di badannya sebagai tanda bahwa dia adalah ikan hiu jenis Whale. Panjang tubuh Whale bisa mencapai 41 kaki, dengan berat sekitar 15 ton. Dan mempunyai ketebalan kulit sampai 10 cm (3,9 in). Ikan hiu ini memiliki mulut yang berukuran besar, hingga selebar 1.5 meter (4.9 ft) yang berisikan 10 lembaran penyaring dan sekitar 300 hingga 350 deret gigi kecil-kecil.

3.        Hiu Basking

Description: http://i2.wp.com/templesweeper.files.wordpress.com/2013/09/basking-shark2.jpg?resize=640%2C408
Nama latin adalah Cetorhinus maximus. Nama lain dari ikan hiu ini adalah hiu penjemur. Ikan hiu terbesar ketiga setelah Megalodon dan Whale Shark. Dengan panjang bisa mencapai sekitar 40 kaki, dan berat hampir sama dengan berat Whale Shark. Pada umumnya hiu basking lebih suka hidup pada suhu air 8-14,5 ° C (46-58 ° F). Hewan ini lebih suka di perairan yang hangat, maka bisa diartikan ikan besar ini tidak tinggal di perairan dalam, ikan ini suka menampakkan diri ke permukaan agar mendapatkan air yang hangat terkena sinar matahari. Basking ternyata bukanlah seekor predator. Jadi ikan besar ini tidak berbahaya bagi manusia, dengan badannya yang besar kecepatan berenang Basking Shark juga tergolong lambat, yakni sekitar 2knot (3,7 km/jam; 2.3 mph). Uniknya ikan hiu yang besar dan lambat ini dapat melompat membawa seluruh tubuhnya yang besar keluar dari air. Hal ini dilakukan, sebagai upaya untuk mengusir parasit ditubuhnya. Ikan hiu basking memiliki ciri-ciri rahangnya yang mampu melebar, selain itu hiu ini juga memiliki insang yang hampir menyamai kepala panjangnya. Lalu sirip ekor membentuk seperti bulan sabit dan menjadi pembeda dari semua spesies hiu yang ada. Serta bentuk moncongnya yang mengerucut dan berukuran besar. Ikan hiu Basking sama persis dengan ikan hiu Whale, hanya memangsa plankton-plankton, yang biasanya mereka buru di dasar laut.

4.        Great White Shark

Description: http://i2.wp.com/www.wascgroup.com/wp-content/uploads/2013/02/Great-White-in-the-Blue-1920x1080.jpg?resize=640%2C360
Nama latin Great White adalah Carcharodon carcharias. Dia menempati urutan ikan hiu terbesar di dunia dan nomor satu paling ganas sedunia setelah Megalodon. Ikan yang sudah dewasa bisa tumbuh sampai sepanjang 26-an kaki, dan berat sekitar 2267,96 kg. Hiu ini mencapai kedewasaan 15 tahun dan hidup bisa sampai 30 tahun, memang tidak sampai terlalu tua, tapi efek keberadaannya bagi kehidupan laut cukup terasa. Sampai sekarang ikan hiu jenis ini masih banyak ditemukan di sekitar pantai, karena ikan besar dan ganas ini memang hidup di pesisir perairan di seluruh permukaan lautan utama.

5.        Gread Hammerhead Shark

Description: http://i0.wp.com/4.bp.blogspot.com/-QzE1NpYWynE/T3-KZX8tKXI/AAAAAAAABz0/iecIfzwymeg/s1600/32520-work-divetime-1-17.jpg?resize=640%2C427
Ikan hiu jenis ini biasa disebut di Indonesia sebagai Hiu Martil. Memiliki nama latin Sphyma mokarran. Mungkin ikan hiu ini sedikit unik daripada hiu lain, yaitu ada bentuk tubuhnya yang seperti martil di depan. Martil itu sendiri adalah seperti palu atau alat pukul berat yang biasa digunakan oleh manusia yang pekerja berat. Ikan hiu ini saat dewasa bisa mencapai panjang sekitar 20 kaki dan yang betina bisa seberat 581-an kg. Panjang ikan ini 2 hingga 6 meter dan semua spesies ikan ini semua mempunyai martil di depan. Ikan ini tersebar di seluruh belahan dunia, tak sedikit juga mereka yang hidup di sekitar wilayah khatulistiwa. Hampir semua suhu laut di belahan dunia manapun cocok untuk kehidupan si ikan hiu martil ini. Ikan ini sangat agresif terhadap sebuah gerakan, hewan ini termasuk predator ganas yang suka memburu ikan pari, cumi-cumi dan hewan laut lainnya. Dengan bentuk matrik di kepalanya, itu membuat predator ini mempunyai penciuman yang sangat bagus.

6.        Tiger Shark

Description: http://i0.wp.com/www.tandapagar.com/sign/wp-content/uploads/2015/11/2B4A2B3300000578-3194557-image-m-8_1439348535374.jpg?resize=696%2C470
Corak pada wajah Hiu mirip harimau, itulah kenapa ia disebut hiu harimau. Hiu ini biasanya hidup di perairan khatulistiwa, tapi sekarang lebih cenderung ke perairan pasifik. Hiu ini mempunyai panjang hingga 24.3 kaki, sedangkan bobotnya bisa mencapai 2000 lbs (907,18 kg). Hiu ini juga terkenaldengan kekejamannya, tidak hanya memakan semua jenis makanan tapi juga menyerang para perenang yang melintas ketika terlihat oleh kedua matanya. Hewan ini hampir memakan semua jenis hewan yang ada dilautan seperti ikan, singa laut, burung, hiu kecil, cumi-cumi dan penyu. Dengan cara diam-diam lalu menyerang mangsanya dan biasanya ikan ini berburu mangsanya pada malam hari.

7.        Hiu Tidur Pasifik

Description: http://i1.wp.com/www.tandapagar.com/sign/wp-content/uploads/2015/11/hi.jpg?resize=696%2C331
Ikan hiu ini merupakan salah satu ikan hiu terbesar di dunia, hiu ini dapat hidup sepanjang 23 kaki dan memiliki berat hingga 800 lbs (361,87 kg). Ikan hiu tidur pasifik ini mempunyai keunikan tersendiri dari ikan hiu-hiu yang lain. Ikan hiu ini mempunyai gerakan rolling karakteristik kepala saat makan mangsanya. Dengan mulutnya yang besar ia dapat melakukan dengan mudah gerakannya. Ikan hiu pasifik juga merupakan ikan yang panjang dan besar, ikan ini bisa mencapai panjang hingga 25 kaki. Rata-rata ukuran dewasa 3.65 m (12,0 ft) dan 318–363 kg (701-800 lb). Terbesar ikan hiu ini diverifikasi dalam ukuran diukur 4,4 m (14 ft) panjang dan beratnya 888 kg (£ 1958), meskipun FishBase menerima bahwa itu mungkin bisa mencapai 7 m atau lebih. Sedangkan reproduksi ikan hiu ini tidak banya diketahui bagaimana caranya, yang diketahui selama ini, ikan hiu ini ketika melahirkan biasanya berjumlah 10 anak.

8.        Hiu Greenland

Description: http://i1.wp.com/www.tandapagar.com/sign/wp-content/uploads/2015/11/vb.jpg?resize=696%2C406
Ikan hiu ini merupakan ikan hiu yang besar, tubuh mereka mempunyai panjang 6,4 meter dan berat 1.000 kilogram hal ini membuat ikan ini sangat lamban bahkan bisa dikatakan inilah ikan paling lamban. Kecepatan dari pergerakan ikan hiu ini hanya 2,7 kilometer per jam, bisa dikatakan pula kecepatan ini bisa dikalahkan oleh hewan laut lain, bahkan ikan kecil sekalipun. Ikan hiu ini hanya bisa dijumpai di lautan Arktik, dimana lautan itu mempunyai suhu yang sangat rendah, rendah disini adalah suhu yang mengarah ke dingin. Menurut penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan, karena kondisi suhu inilah yang membuat pergerakan hiu ini sangat lambat.

9.        Hiu Bluntnose Sixgill

Description: http://i2.wp.com/www.tandapagar.com/sign/wp-content/uploads/2015/11/Ikan-HiuBluntnose-Sixgill-1-Selingkaran.jpg?resize=696%2C356
Ikan hiu ini juga merupakan ikan hiu terbesar, ikan ini sering diketahui dan dikenali banyak orang karena banyak orang yang justru berburu ikan hiu ini dengan umpan ikan tuna. hiu ini mempunyai nama julukan yang unik, yaitu hiu sapi. Kalau menyebut hiu martil atau hiu tiger akan terlihat sangat keren dan ganas sesuai dengan ikannya, tapi ini sapi, pasti orang tidak akan takut atau justru malah tertarik dengan keunikan nama lain ikan hiu ini.
Ikan hiu ini dapat tumbuh dengan panjang sampai16 kaki atau sekitar (4.8 m), cukup panjang dan besar untuk menjadi ikan buruan manusia. Ikan hiu sapi ini mempunyai ciri-ciri fisik yang unik, tubuhnya berwarna kecoklatan ditambah ada garis terang berwarna kuning yang berada di samping tubuhnya. Cara reproduksi ikan hiu Bluntnose Sixgill masuk dalam kategori ovoviparity yaitu telur meneteas di dalam tubuh ikan betika dengan embrio yang tersisa di dalamnya. Sedangkan penyebaran ikan hiu sapi ini cukup meluas di belahan dunia, bahkan di Indonesiadi daerah Sumatra bisa ditemukan hiu semacam ini. Memang hiu ini sangat cocok hidup di daerah iklim tropis, Seperti, di barat Samudera Atlantik , North Carolina dan Florida (AS) dan dari Teluk Meksiko Utara ke utara Argentina,Kuba, Kosta Rika dan Nikaragua. Sedangkan di Timur Atlantik, hiu ini ditemukan di Selatan Islandia dan Norwegia ke Namibia, termasuk Laut Mediterania. Dan juga banyak ditemukan di Samudera Hindia termasuk Madagaskar dan Mozambik. Samudera Pasifik Barat yakni di Jepan, Australia dan Selandia Baru serta luar di perairan Hawaii. Di Daerah  Timur Pasifik, Kepulauan Aleutian, Alaska keBaja California, Meksiko dan Chili Selatan.

10.    Hiu Big Eye Thresher     

Description: http://i2.wp.com/www.tandapagar.com/sign/wp-content/uploads/2015/11/bn.jpg?resize=696%2C463
Ikan hiu ini juga merupakan salah satu ikan terbesar di dunia, dengan panjangnya bisa mencapai 15 kaki dan mempunyai bobot tubuh hingga 795 lbs atau sekitar 360 Kg, cukup membuat ikan hiu ini dimasukkan kategori ikan hiu terbesar. Dari segi ciri-ciri fisik memang agak sedikit berbeda dengan hiu-hiu lain.Ikan ini seperti mempunyai otot kuat, telihat tubuhnya yang ideal dan mempunyai bentuk ekor yang cenderung panjang dan melengkung, jika dilihat secara fisik, ikan hiu ini seperti ikan hiu yang atletis. Ikan ini bersemayam di kedalaman 1.650 kaki di dasar laut dan dapat bertahan pada suhu16-25 ° C (61-77 ° F). Ada sedikit perbedaan antara hiu jantan dan betina dalam jenis ikan hiu ini.
Pada hiu jantan dewasa diperkirakan memiliki panjang 9-9,4 ft (2,7-2,9 m) dan usia 9-10 thn. Sedangkan untuk hiu betina memiliki panjang sekitar 11-11,2 ft (3,3-3,4 m) usia 12-13 tahun. Usia ikan hiu ini bisa dikatakan cukup lama, mereka bertahan bisa sampai 19-20 tahun.

Habitat Hiu
Hiu dapat ditemukan di semua samudra. Beberapa hidup di perairan kutub yang dingin dan yang lainnya memilih untuk tinggal di perairan tropis yang hangat. Hanya beberapa hiu yang hidup di laut dalam dekat dengan dasar yang berpasir, sedang yang lain memilih untuk berenang dekat dengan permukaan laut. Sebagian besar hiu hidup di ekosistem terumbu karang atau pantai-pantai tertentu
yang berkarang. Beberapa hiu bahkan berpetualang ke danau-danau hingga sungai-sungai, akan tetapi pada umumnya mereka tidak tinggal di daerah   tersebut cukup lama (Ayotte, 2005).
Penyebaran hiu mempunyai cakupan yang sangat luas di habitat lautan, dari dangkalan perairan pantai (< kedalaman 30 m), melintasi landasan kontinen / continental shelf (30-200 m) dan lereng / slope (200-2000 m) hingga ke lautan dalam (>2000 m) (Bennet, 2005). Didalam daerah cakupan geograpis yang luas tersebut hiu dapat ditemukan tinggal dalam lingkungan yang sangat bervariasi. Pada lautan terbuka mereka menjadi kelompok jenis hewan perairan pelagis, mereka sepanjang hidupnya tinggal di permukaan dan kolom perairan, sementara hiu yang lain cenderung ke kelompok bentik yang hidup pada atau dekat dengan dasar lautan sebagaimana beberapa jenis berasosiasi dengan lereng kontinental.  Sebagian jenis hiu mempunyai pilihan habitat yang sangat sempit dikala jenis hiu yang lain dapat menggunakan perbedaan tipe habitat yang luas.
Reproduksi Hiu
Sebagian besar jenis hiu tumbuh dan berkembang sangat lambat serta memerlukan waktu bertahun-tahun hingga mencapai usia dewasa (Hoeve, 1988). Pada hiu berukuran besar, biasanya memerlukan waktu enam hingga delapan belas tahun atau lebih untuk mencapai usia dewasa (Last dan Stevens, 1994). Pada umumnya, perkembangan pembuahan telur hiu melalui tiga cara yang berbeda tergantung pada jenis spesies hiu. 70% hiu bereproduksi dengan sistem vivipar dan ovovivipar, sedangkan 30% nya lagi menggunakan metode reproduksi ovipar yang artinya meletakan telur-telurnya (Ayotte, 2005).
Para ilmuwan kesulitan untuk menentukan umur hidup hiu. Jenis hiu tertentu yang berukuran besar dapat hidup hingga umur 40 tahun lebih (White et al., 2002). Hiu mempunyai daur reproduksi yang panjang (satu atau dua tahun untuk beberapa jenis hiu) serta waktu pengeraman yang lama juga (Compagno, 1984; Last and Stevens, 1994; FAO, 2000). Proses pengeraman untuk hiu berukuran kecil mencapai tiga hingga empat bulan sedangkan untuk hiu berukuran besar bisa mencapai dua tahun atau lebih. Disamping hal tersebut, hiu mempunyai tingkat fekunditas (fecundity rate) yang rendah. Jumlah embrio yang dilahirkan oleh hiu betina sangat bervariasi dari dua ekor (sand tiger shark) hingga beberapa
ratus ekor (whale shark) (Last dan Stevens, 1994). Hal ini dikategorikan mempunyai tingkat fekunditas sangat rendah jika dibanding dengan jenis ikan yang lain.
Kelompok Elasmobranchii melakukan reproduksi seksual, yaitu persatuan sel telur dari ikan betina dan spermatozoa dari ikan jantan terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal), namun ada pula yang pembuahannya terjadi di luar tubuh (fertilisasi eksternal). Ikan Elasmobranchii umumnya melakukan fertilisasi internal. Elasmobranchii memiliki strategi reproduktif dengan memproduksi telurtelur yang berukuran besar dalam jumlah sedikit. Telur yang berisi embrio kemudian berkembang menjadi juvenile, tersimpan, terlindungi, dan di asuh dalam jangka waktu tertentu di dalam tubuh induk betina. Induk betina mempunyai struktur khusus di bagian akhir anterior oviduk, yaitu kelenjar nidimental yang berfungsi untuk mengeluarkan cangkang berprotein dari telur yang telah dibuahi (Compagno, 1999).

Usaha Konservasi Sumberdaya Hiu
Pemanfatan hiu di Indonesia. Indonesia sebagai salah satu negara yang termasuk di dalam kawasan Coral Triangel merupakan negara penangkap hiu terbesar di seluruh dunia. Menurut hasil laporan FAO dalam masalah perdagangan hiu ada 20 negara penangkap hiu dari tahun 2000-2010 yaitu : Indonesia, India, Spanyol, Taiwan, Argentina, Mexico, Amerika Serikat, Pakistan, Malaysia, Jepang , Perancis, Brazil, Thailand, Selandia Baru, Sri Lanka, Portugal, Nigeria, Republik Iran, Republik Korea, dan Inggris. Aktifitas pemanfatan hiu di perairan
Indonesia memiliki sejarah yang cukup panjang. Perburuan di Indonesia terhadap hiu sudah dimulai sejak zaman penjajahan yaitu dengan adanya ekspor hiu bersama dengan ekspor ikan asin. Hiu diburu oleh nelayan untuk dimanfaatkan daging, sirip, kulit, minyak hati dan bagian-bagian lainnya. Peningkatan keuntungan ekonomi yang didapat dari komoditi ini membuat spesies ini terancam oleh kegiatan illegal fishing. Dampak kegiatan pemanfatan tersebut meningkat seiring meningkatnya kemajuan teknologi, peningkatan jumlah penduduk serta peningkatan ragam dan mutu kebutuhan. Hal ini terjadi karena terdorong oleh usaha memenuhi kebutuhan hidup sehari-jari kemudian berkembang menjadi suatu kegiatan usaha yang bersifat komersial.
Dalam skala internasional, telah cukup banyak badan-badan internasional yang menfokuskan diri pada usaha konservasi hiu dan pari (elasmobranchii). Salah satu badan internasional yang amat peduli terhadap sumberdaya tersebut adalah IUCN (The World Conservation Union) yang membentuk Shark Specialist Group (SSG) pada tahun 1991, sebagai bagian dari komisi penyelamatan jenis (Species Survival Comission). Tujuan kelompok ini dibentuk adalah sebagai mediator bagi usaha konservasi hiu, pari dan Chimaera (Condrichthyans). Para anggotanya berusaha untuk menyusun laporan mengenai status ikan-ikan bertulang rawan dan menyiapkan rencana aksi (Action plan) bagi kelompok ikan ini. Penyusunan laporan mengenai status ikan-ikan bertulang rawan di dunia dilakukan dengan mengulas status populasi dan status perikanan hiu, serta pemberian status konservasi baik secara regional maupun global untuk beberapa jenis ikan yang dipilih. Selain itu, juga menentukan kondisi jenis ikan yang sedang ataupun akan terancam keberadaaannya (CAMHI et al. 1998).
Rencana aksi yang dilakukan SSG antara lain adalah dengan mengidentifikasi langkah-langkah yang akan dilakukan untuk kelangsungan kehidupan populasi ikan-ikan bertulang rawan dan usaha-usaha yang perlu dilakukan untuk memulihkan jenis-jenis yang terancam ataupun yang menurun jumlahnya. Laporan yang dibuat oleh SSG juga akan memperbaharui daftar hewan yang masuk dalam CITES (The Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora). Selain itu, SSG juga memberikan laporan kepada FAO sebagai salah satu badan dunia yang berada di bawah PBB. Melalui badan tersebut, dibentuk sebuah komite perikanan yang menyusun suatu panduan (guideline) yang bersifat global maupun regional terhadap usaha pengelolaan dan konservasi sumberdaya hiu (PoA of Shark for Conservation and Management). Salah satu bentuk laporan tersebut adalah mengeluarkan red list atau daftar status bagi beberapa jenis ikan, berdasarkan beberapa kategori status seperti terancam punah, hampir terancam, dan lain sebagainya (CAMHI et al. 1998). Beberapa jenis hiu dan pari yang terdapat di Indonesia dan cukup sering dijumpai di tempat-tempat pelelangan ikan di wilayah In-donesia, bahkan termasuk ke dalam daftar sta-tus yang dikeluarkan oleh IUCN.

Peraturan Konservasi Hiu











KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kesimpulan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.    Jenis ikan Hiu sangat beragam diantaranya adalah  Hiu Big Eye Thresher, Hiu Bluntnose Sixgill, Tiger Shark, dan lain-lain.
2.    Peraturan perlindungan Hiu ada yang bersifat nasional dan internasional. 

Saran
Saran yang dapat penulis berikan adalah sebaiknya dalam perlindungan Hiu lebih baik lagi dan diberikan sanksi yang setimpal bagi penangkapan Hiu secara ilegal.