KONSERVASI JENIS-JENIS IKAN HIU DI INDONESIA
OLEH:
BUANA SUKRI TANJUNG
130302079
MATA KULIAH KONSERVASI SUMBERDAYA HAYATI PERAIRAN
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2016

Puji syukur
penulis sampaikan kepada ALLAH SWT. Yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Konservasi Jenis Ikan Hiu yang Ada di
Indonesia”. Penuisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui tetang
konservasi terhadap ikan hiu yang ada di indonesia.
Penulis
menyampaikan terima kasih kepada
bapak Dr.Ir.Yunasfi,M.Si dan Ibu Dr.Ani Suryanti,S.Pi.,M.Si
sebagai Dosen Pembimbing mata kuliah Konservasi Sumberdaya Hayati Perairan.
Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah
memberikan dukungan kepada penulis.
Demikianlah
yang dapat penulis sampaikan. Semoga Makalah ini dapat memberikan informasi
dalam ilmu pengetahuan bagi kalangan yang mebutuhkan khususnya bagi Manajemen
Sumberdaya Perairan.
Medan, Oktober 2016
Penulis
DAFTAR
ISI
Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................ ... i
DAFTAR ISI........................................................................................... ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang........................................................................................ 1
Tujuan..................................................................................................... 2
Manfaat................................................................................................... 3
ISI......................................................................................................................... 4
KESIMPULAN
DAN SARAN
Kesimpulan.........................................................................................
21
Saran................................................................................................... 21
DAFTAR
PUSTAKA

Latar Belakang
Kesadaran akan pentingnya menjaga sumber
daya alam dan keanekaragaman hayati semakin tumbuh di seluruh dunia. Sudah 23
negara yang telah menetapkan lebih dari 100 kawasan konservasi laut sebagai
upaya konservasi kawasan perairan dengan tujuan perlindungan keanekaragaman
hayati, pengelolaan perikanan, dan memperbaharui populasi ikan dan biota laut
lainnya terancam punah. Manfaat yang didapat dengan adanya kawasan konser-vasi
laut yaitu berhubungan den-gan proses biologi fisik seperti ekspor spesies ikan
dewasa mau-pun benih di daerah penangka-pan ikan, ekspor larva ikan dari tempat
pemijahan yang tersedia sebagai stok perikanan. Manfaat kawasan konservasi laut
bagi perikanan tersebut sangat ber-gantung pada strategi spesies ikan target
dan dari desain dari kawasan konservasi laut sendiri, termasuk lokasi, ukuran
dan bentuknya. Manfaat lainya yaitu adanya peningkatan stabilitas perikanan
(ibcraja4, 2014).
Dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 13 Undang-Undang No. 31 tahun
2004 tersebut, maka pemerintah telah menetapkan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No. 60 Tahun 2007 tentang Konservasi Sumber daya ikan pada 16
November 2007. Konservasi sumber daya ikan adalah upaya
perlindungan,pelestarian dan pemanfaatan sumber daya ikan, termasuk ekosistem,
jenis, dan genetik untuk menjamin keberadaan, ketersediaan, dan
kesinambungannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan
keanekaragaman sumber daya ikan. Dalam PP ini diantaranya tercantum upaya
konservasi sumber daya ikan dalam tiga tingkatan, yaitu konservasi ekosistem,
konservasi jenis ikan, dan konservasi genetik.
Hiu merupakan salah satu spesies yang dilindungi di wilayah perairan Eropa.
Alasan mengapa menjadi begitu penting untuk dilindungi adalah kegiatan
konservasi hiu tidak hanya terkait dengan upaya penyelamatan spesies hewan laut
yang hampir punah, namun juga terkait dengan masalah lingkungan secara global.
Hewan ini sangat rentan dan populasinya mengalami penurunan secara signifikan,
bahkan beberapa spesies terancam punah. Populasi hiu sejak tahun 2000 sampai
tahun 2010 mengalami penurunan dengan tangkapan yang jumlahnya cukup besar. Di
wilayah perairan Eropa beberapa spesies yang tertangkap meliputi Laut Atlantik
dan Laut Mediterania berada dalam Red List disusun oleh International
Union for Conservation of Nature (IUCN). Beberapa jenis hiu yang terancam
punah yaitu spurdog, porbeagle shark (hiu porbeagle), basking
shark (hiu basking), dan yang rentan diantaranya adalah blue
shark (hiu biru) dan hammerhead shark (hiu martil) (Hidayati, 2010).
Sejak tahun 1970 usaha perikanan hiu
di Indonesia telah berlangsung sangat pesat, ketika sumberdaya tersebut menjadi
hasil usaha sampingan dari perikanan tuna dengan menggunakan pancing rawai (tuna
longline). Meskipun perikanan hiu di Indonesia ini hanyalah sebagai usaha
sampingan (by catch) dari usaha perikanan lainnya, akan tetapi produksi
yang dihasilkannya menunjukkan nilai yang signifikan. Sejak tahun 1988 ketika
harga sirip hiu di pasaran dunia meningkat, usaha perikanan hiu berkembang
cukup pesat, bahkan di beberapa daerah sentra nelayan di Indonesia menjadikan
komoditi hiu sebagai hasil tangkapan utamanya (target species). Beberapa
alat tangkap yang biasa digunakan untuk menangkap hiu, baik sebagai hasil
tangkapan sampingan ataupun tangkapan utama, antara lain adalah jaring insang
apung (drift gill net), rawai permukaan (surface longline), rawai
dasar (bottom longline) dan jaring hiu (dahulu dikenal sebagai jaring trawl)
(Fahmi dan Dharmadi, 2005).
Hiu termasuk
hewan pemangsa tingkat atas (top predator) pada lingkungan terumbu
karang maupun lautan. Sebagai top predator, hiu sangat berperan penting dalam
menjaga keseimbangan rantai makanan di terumbu karang dan ekosistem lautan
(Myers et al., 2007). Penurunan populasi hiu di perairan akan
menyebabkan tidak terkendalinya populasi ikan. Apabila hal tersebut terjadi
secara terus menerus maka dapat menyebabkan kepunahan pada organisme -
organisme kelompok tingkat tropik yang lebih rendah (Camhi, 1998). Hiu memakan
hewan yang terluka atau sakit, oleh karna itu hiu juga berperan untuk
membersihkan dan menghilangkan hewan yang dalam kondisi lemah sehingga
kesehatan ekosistem laut tetap terjaga (Ayotte, 2005). Indonesia merupakan
negara penghasil hiu terbesar di dunia dalam dasa warsa terakhir (Lack &
Sant, 2006). Menurut catatan FAO (United Nations Food and Agriculture
Organization), Indonesia menempati peringkat satu sebagai negara penangkap
ikan bertulang rawan dan negara pengekspor sirip hiu terbesar pada tahun 2000-2011
di dunia (FAO, 2015).
Tujuan
Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah
ini adalah untuk
mengetahui jenis-jenis Ikan Hiu yang dilindungi dan mengetahui peraturan yang
mengatur perlindungan Ikan Hiu.
Manfaat
Penulisan
Penulisan makalah ini dapat digunakan sebagai dasar ilmu pengetahuan dalam
konservasi jenis-jenis ikan Hiu diindonesia.

Morfologi dan Anatomi Hiu
Hiu mempunyai tubuh yang dilapisi kulit dermal denticles untuk melindungi kulit mereka dari kerusakan, infeksi
yang disebabkan oleh parasit, dan untuk menambah dinamika air. Mereka mempunyai
beberapa deret gigi, yang proses pergantiannya berlangsung terus sepanjang
hidupnya (Nontji, 1987). Ikan hiu adalah ikan yang bertulang rawan
(Elasmobranchii), tanpa adanya tulang sejati meskipun tulang rawan ini kadang
diperkuat oleh pengapuran (calcification) yang mencakup
250 spesies yang terdapat baik di samudra maupun perairan air tawar (Last dan
Stevens, 1984). Ikan hiu biasanya mempunyai bentuk tubuh yang lonjong dan
memanjang seperti torpedo, bagian ekor sedikit banyak berujung runcing, dan
cuping atas dari ekornya kerap kali menjadi jauh lebih berkembang dari cuping
bawahnya. Karakteristik yang sangat jelas, ikan hiu tidak mempunyai penutup
insang dan tidak mempunyai lembaran-lembaran sisik yang pipih
Hiu mempunyai kulit yang tertutup oleh sisik plakoid yang berupa duri halus
dan tajam dengan posisinya yang condong ke arah belakang, sisik ini sangat kecil
dan rapat (Hoeve, 1988). Selain itu karena adanya bulu-bulu halus tubuh ikan
hiu terasa kasar. Sedangkan bentuk dari setiap gigi hiu menyerupai bentuk sisiknya.
Gigi hiu serupa dengan gigi biasa karena mempunyai rongga pembuluh saraf yang
dikelilingi oleh dentin (tulang gigi) dan ditutup oleh lapisan tipis email.
Susunan gigi
hiu pada dasarnya mempunyai struktur yang sama dan berada dalam beberapa deret,
yang berfungsi adalah deret paling luar. Deret sebelah dalam tumbuh dan maju
terus ke anterior (ke arah luar), siap menggantikan deret paling luar yang
tanggal, proses pergantian gigi ini berlangsung terus sepanjang hidupnya
(Hoeve, 1988).

Jenis-jenis Ikan Hiu
Jenis-jenis ikan Hiu yang ada di perairan sangat beragam, diantaranya adalah sebgai berikut:
1. Megalodon Shark

Ikan hiu ini merupakan spesies ikan hiu
purba raksasa, ikan pra sejarah yang hidup sekitar 20 hingga 1,2 juta tahun
lalu. Megalodon Shark adalah jenis ikan hiu kuno atau ikan hiu yang sudah
sangat tua. Umur dari ikan ini juga lama, bahkan terlama dari ikan hiu lainnya,
maka tak heran beberapa ilmuwan percaya bahwa ikan ini masih hidup, tapi entah
dimana keberadaanya dan jarang diketahui dan mucul di laut. Tubuh ikan hiu megalodon memang amat besar,
bahkan melebihi besarnya Whale Shark (Hiu Paus), yang merupakan ikan hiu paling
besar sedunia. Nama Megalodon sendiri pertamakalinya muncul saat setelah
seorang pakar dari Swiss yang bernama Louis Agassiz berhasil mengidentifikasi
ikan ini pada tahun 1835.
2. Whale Shark

Whale Shark memiliki nama latin Rhincodon
typus. Nama kerennya adalah Hiu Paus. Bisa dikatakan juga dengan hiu tutul, karena
ada pola warna di tubuhnya seperti macan tutul.
Kingdom: Animalia
Phylum:
Chodarta
Kelas:
Chindrichtyes
Ordo:
Orectolobiformes
Famili:
Rhincodontidae
Genus:
Rhincodon
Species:
Rhincodon typus
Nama
international: Whale Shark
Nama lokal: Hiu Paus, Hiu Bodoh, Hiu Geger Lintang,
Hiu Totol, Hiu Bintang, dan Hiu Bingko. Whale Shark merupakan salah satu ikan hiu paling besar sedunia banyak ditemukan diperairan karena memang hewan ini sering muncul dan terlihat di perairan yang
tidak terlalu dalam. Ciri-ciri dari hewan ini adalah ukuran si Whale ini lebih kecil
dibanding Megalodon. Dan biasanya ada bintil-bintil putih di badannya
sebagai tanda bahwa dia adalah ikan hiu jenis Whale. Panjang tubuh Whale bisa
mencapai 41 kaki, dengan berat sekitar 15 ton. Dan mempunyai ketebalan kulit
sampai 10 cm (3,9 in). Ikan hiu ini memiliki mulut yang berukuran besar, hingga
selebar 1.5 meter (4.9 ft) yang berisikan 10 lembaran penyaring dan sekitar 300
hingga 350 deret gigi kecil-kecil.
3. Hiu Basking

Nama latin adalah Cetorhinus
maximus. Nama lain dari ikan hiu ini adalah hiu penjemur. Ikan hiu terbesar ketiga
setelah Megalodon dan Whale Shark. Dengan panjang bisa mencapai sekitar 40
kaki, dan berat hampir sama dengan berat Whale Shark. Pada umumnya hiu basking
lebih suka hidup pada suhu air 8-14,5 ° C (46-58 ° F). Hewan ini lebih suka di
perairan yang hangat, maka bisa diartikan ikan besar ini tidak tinggal di
perairan dalam, ikan ini suka menampakkan diri ke permukaan agar mendapatkan
air yang hangat terkena sinar matahari. Basking ternyata bukanlah
seekor predator. Jadi ikan besar ini tidak berbahaya bagi manusia, dengan
badannya yang besar kecepatan berenang Basking Shark juga tergolong lambat,
yakni sekitar 2knot (3,7 km/jam; 2.3 mph). Uniknya ikan hiu yang
besar dan lambat ini dapat melompat membawa seluruh tubuhnya yang besar keluar
dari air. Hal ini dilakukan, sebagai upaya untuk mengusir parasit
ditubuhnya. Ikan hiu basking memiliki ciri-ciri rahangnya yang mampu melebar,
selain itu hiu ini juga memiliki insang yang hampir menyamai kepala panjangnya.
Lalu sirip ekor membentuk seperti bulan sabit dan menjadi pembeda dari semua
spesies hiu yang ada. Serta bentuk moncongnya yang mengerucut dan berukuran
besar. Ikan
hiu Basking sama persis dengan ikan hiu Whale, hanya memangsa
plankton-plankton, yang biasanya mereka buru di dasar laut.
4. Great White Shark

Nama latin Great White adalah Carcharodon
carcharias. Dia menempati urutan ikan hiu terbesar
di dunia dan nomor satu paling ganas sedunia setelah Megalodon. Ikan yang
sudah dewasa bisa tumbuh sampai sepanjang 26-an kaki, dan berat sekitar 2267,96
kg. Hiu ini mencapai kedewasaan 15 tahun dan hidup bisa sampai 30 tahun, memang
tidak sampai terlalu tua, tapi efek keberadaannya bagi kehidupan laut cukup
terasa. Sampai sekarang ikan hiu jenis ini masih banyak ditemukan di sekitar
pantai, karena ikan besar dan ganas ini memang hidup di pesisir perairan di
seluruh permukaan lautan utama.
5. Gread Hammerhead Shark

Ikan hiu jenis ini biasa disebut di
Indonesia sebagai Hiu Martil. Memiliki nama latin Sphyma mokarran.
Mungkin ikan hiu ini sedikit unik daripada hiu lain, yaitu ada bentuk tubuhnya
yang seperti martil di depan. Martil itu sendiri adalah seperti palu atau alat
pukul berat yang biasa digunakan oleh manusia yang pekerja berat. Ikan hiu ini
saat dewasa bisa mencapai panjang sekitar 20 kaki dan yang betina bisa seberat
581-an kg. Panjang ikan ini 2 hingga 6 meter dan semua spesies ikan ini semua
mempunyai martil di depan. Ikan ini tersebar di seluruh belahan dunia, tak
sedikit juga mereka yang hidup di sekitar wilayah khatulistiwa. Hampir semua
suhu laut di belahan dunia manapun cocok untuk kehidupan si ikan hiu martil
ini. Ikan ini sangat agresif terhadap sebuah gerakan, hewan ini termasuk
predator ganas yang suka memburu ikan pari, cumi-cumi dan hewan laut lainnya.
Dengan bentuk matrik di kepalanya, itu membuat predator ini mempunyai penciuman
yang sangat bagus.
6. Tiger Shark
Corak
pada wajah Hiu mirip harimau, itulah
kenapa ia disebut hiu harimau. Hiu ini biasanya hidup di perairan khatulistiwa, tapi sekarang lebih
cenderung ke perairan pasifik. Hiu ini mempunyai panjang hingga 24.3 kaki,
sedangkan bobotnya bisa mencapai 2000 lbs (907,18 kg). Hiu ini juga
terkenaldengan kekejamannya, tidak hanya memakan semua jenis makanan tapi juga
menyerang para perenang yang melintas ketika terlihat oleh kedua matanya. Hewan ini
hampir memakan semua jenis hewan yang ada dilautan seperti ikan, singa laut,
burung, hiu kecil, cumi-cumi dan penyu. Dengan cara diam-diam lalu menyerang
mangsanya dan biasanya ikan ini berburu mangsanya pada malam hari.
7. Hiu Tidur Pasifik
Ikan hiu ini merupakan salah satu ikan hiu
terbesar di dunia, hiu ini dapat hidup sepanjang 23 kaki dan memiliki berat
hingga 800 lbs (361,87 kg). Ikan hiu tidur pasifik ini mempunyai keunikan
tersendiri dari ikan hiu-hiu yang lain. Ikan hiu ini mempunyai gerakan rolling
karakteristik kepala saat makan mangsanya. Dengan mulutnya yang besar ia dapat
melakukan dengan mudah gerakannya. Ikan hiu pasifik juga merupakan ikan yang panjang dan besar, ikan
ini bisa mencapai panjang hingga 25 kaki. Rata-rata ukuran dewasa 3.65 m (12,0
ft) dan 318–363 kg (701-800 lb). Terbesar ikan hiu ini diverifikasi dalam
ukuran diukur 4,4 m (14 ft) panjang dan beratnya 888 kg (£ 1958), meskipun
FishBase menerima bahwa itu mungkin bisa mencapai 7 m atau lebih. Sedangkan
reproduksi ikan hiu ini tidak banya diketahui bagaimana caranya, yang diketahui
selama ini, ikan hiu ini ketika melahirkan biasanya berjumlah 10 anak.
8. Hiu Greenland
Ikan hiu ini merupakan ikan hiu yang besar,
tubuh mereka mempunyai panjang 6,4 meter dan berat 1.000 kilogram hal ini membuat ikan ini
sangat lamban bahkan bisa dikatakan inilah ikan paling lamban. Kecepatan dari
pergerakan ikan hiu ini hanya 2,7 kilometer per jam, bisa dikatakan pula
kecepatan ini bisa dikalahkan oleh hewan laut lain, bahkan ikan kecil
sekalipun. Ikan hiu ini hanya bisa dijumpai di lautan Arktik, dimana lautan itu
mempunyai suhu yang sangat rendah, rendah disini adalah suhu yang mengarah ke
dingin. Menurut penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan, karena kondisi
suhu inilah yang membuat pergerakan hiu ini sangat lambat.
9. Hiu Bluntnose Sixgill
Ikan hiu ini juga merupakan ikan hiu
terbesar, ikan ini sering diketahui dan dikenali banyak orang karena banyak
orang yang justru berburu ikan hiu ini dengan umpan ikan tuna. hiu ini mempunyai nama
julukan yang unik, yaitu hiu sapi. Kalau menyebut hiu martil atau hiu tiger akan
terlihat sangat keren dan ganas sesuai dengan ikannya, tapi ini sapi, pasti
orang tidak akan takut atau justru malah tertarik dengan keunikan nama lain
ikan hiu ini.
Ikan hiu ini dapat tumbuh dengan panjang sampai16 kaki atau sekitar
(4.8 m), cukup panjang dan besar untuk menjadi ikan buruan manusia. Ikan hiu sapi
ini mempunyai ciri-ciri fisik yang unik, tubuhnya berwarna kecoklatan ditambah
ada garis terang berwarna kuning yang berada di samping tubuhnya. Cara
reproduksi ikan hiu Bluntnose Sixgill masuk dalam kategori ovoviparity yaitu
telur meneteas di dalam tubuh ikan betika dengan embrio yang tersisa di
dalamnya. Sedangkan penyebaran ikan hiu sapi ini cukup meluas di belahan
dunia, bahkan di Indonesiadi daerah Sumatra bisa ditemukan hiu semacam ini. Memang hiu ini
sangat cocok hidup di daerah iklim tropis, Seperti, di barat Samudera Atlantik
, North Carolina dan Florida (AS) dan dari Teluk Meksiko Utara ke utara
Argentina,Kuba, Kosta Rika dan Nikaragua. Sedangkan di Timur
Atlantik, hiu ini ditemukan di Selatan Islandia dan Norwegia ke Namibia,
termasuk Laut Mediterania. Dan juga banyak ditemukan di Samudera Hindia termasuk Madagaskar dan
Mozambik. Samudera Pasifik Barat yakni di Jepan, Australia dan Selandia Baru
serta luar di perairan Hawaii. Di Daerah Timur Pasifik, Kepulauan
Aleutian, Alaska keBaja California, Meksiko dan Chili Selatan.
10. Hiu Big Eye Thresher
Ikan hiu ini juga merupakan salah satu ikan
terbesar di dunia, dengan panjangnya bisa mencapai 15 kaki dan mempunyai bobot
tubuh hingga 795 lbs atau sekitar 360 Kg, cukup membuat ikan hiu ini dimasukkan
kategori ikan hiu terbesar. Dari segi ciri-ciri fisik memang agak sedikit
berbeda dengan hiu-hiu lain.Ikan ini seperti mempunyai otot kuat, telihat
tubuhnya yang ideal dan mempunyai bentuk ekor yang cenderung panjang dan
melengkung, jika dilihat secara fisik, ikan hiu ini seperti ikan hiu yang
atletis. Ikan ini bersemayam di kedalaman 1.650 kaki di dasar laut dan dapat
bertahan pada suhu16-25 ° C (61-77 ° F). Ada sedikit perbedaan antara hiu
jantan dan betina dalam jenis ikan hiu ini.
Pada hiu jantan dewasa diperkirakan memiliki panjang 9-9,4 ft
(2,7-2,9 m) dan usia 9-10 thn. Sedangkan untuk hiu betina memiliki panjang
sekitar 11-11,2 ft (3,3-3,4 m) usia 12-13 tahun. Usia ikan hiu ini bisa
dikatakan cukup lama, mereka bertahan bisa sampai 19-20 tahun.
Habitat Hiu
Hiu dapat ditemukan di semua
samudra. Beberapa hidup di perairan kutub yang dingin dan yang lainnya memilih
untuk tinggal di perairan tropis yang hangat. Hanya beberapa hiu yang hidup di
laut dalam dekat dengan dasar yang berpasir, sedang yang lain memilih untuk
berenang dekat dengan permukaan laut. Sebagian besar hiu hidup di ekosistem
terumbu karang atau pantai-pantai tertentu
yang berkarang. Beberapa hiu bahkan berpetualang ke
danau-danau hingga sungai-sungai, akan tetapi pada umumnya mereka tidak tinggal
di daerah tersebut cukup lama (Ayotte,
2005).
Penyebaran hiu mempunyai
cakupan yang sangat luas di habitat lautan, dari dangkalan perairan pantai
(< kedalaman 30 m), melintasi landasan kontinen / continental shelf (30-200
m) dan lereng / slope (200-2000 m) hingga ke lautan dalam (>2000 m)
(Bennet, 2005). Didalam daerah cakupan geograpis yang luas tersebut hiu dapat
ditemukan tinggal dalam lingkungan yang sangat bervariasi. Pada lautan terbuka
mereka menjadi kelompok jenis hewan perairan pelagis, mereka sepanjang hidupnya
tinggal di permukaan dan kolom perairan, sementara hiu yang lain cenderung ke
kelompok bentik yang hidup pada atau dekat dengan dasar lautan sebagaimana
beberapa jenis berasosiasi dengan lereng kontinental. Sebagian jenis hiu mempunyai pilihan habitat
yang sangat sempit dikala jenis hiu yang lain dapat menggunakan
perbedaan tipe habitat yang luas.
Reproduksi Hiu
Sebagian besar jenis hiu
tumbuh dan berkembang sangat lambat serta memerlukan waktu bertahun-tahun
hingga mencapai usia dewasa (Hoeve, 1988). Pada hiu berukuran besar, biasanya
memerlukan waktu enam hingga delapan belas tahun atau lebih untuk mencapai usia
dewasa (Last dan Stevens, 1994). Pada umumnya, perkembangan pembuahan telur hiu
melalui tiga cara yang berbeda tergantung pada jenis spesies hiu. 70% hiu bereproduksi
dengan sistem vivipar dan ovovivipar, sedangkan 30% nya lagi menggunakan metode
reproduksi ovipar yang artinya meletakan telur-telurnya (Ayotte, 2005).
Para ilmuwan kesulitan untuk
menentukan umur hidup hiu. Jenis hiu tertentu yang berukuran besar dapat hidup
hingga umur 40 tahun lebih (White et al., 2002). Hiu mempunyai
daur reproduksi yang panjang (satu atau dua tahun untuk beberapa jenis hiu)
serta waktu pengeraman yang lama juga (Compagno, 1984; Last and Stevens, 1994;
FAO, 2000). Proses pengeraman untuk hiu berukuran kecil mencapai tiga hingga
empat bulan sedangkan untuk hiu berukuran besar bisa mencapai dua tahun atau
lebih. Disamping hal tersebut, hiu mempunyai tingkat fekunditas (fecundity
rate) yang rendah. Jumlah embrio yang dilahirkan oleh hiu betina sangat
bervariasi dari dua ekor (sand tiger shark) hingga beberapa
ratus ekor (whale shark) (Last dan Stevens,
1994). Hal ini dikategorikan mempunyai tingkat fekunditas sangat rendah jika
dibanding dengan jenis ikan yang lain.
Kelompok Elasmobranchii
melakukan reproduksi seksual, yaitu persatuan sel telur dari ikan betina dan
spermatozoa dari ikan jantan terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal),
namun ada pula yang pembuahannya terjadi di luar tubuh (fertilisasi eksternal).
Ikan Elasmobranchii umumnya melakukan fertilisasi internal. Elasmobranchii
memiliki strategi reproduktif dengan memproduksi telurtelur yang berukuran
besar dalam jumlah sedikit. Telur yang berisi embrio kemudian berkembang
menjadi juvenile, tersimpan, terlindungi, dan di asuh dalam jangka waktu
tertentu di dalam tubuh induk betina. Induk betina mempunyai struktur khusus di
bagian akhir anterior oviduk, yaitu kelenjar nidimental yang berfungsi untuk
mengeluarkan cangkang berprotein dari telur yang telah dibuahi (Compagno,
1999).
Usaha Konservasi Sumberdaya Hiu
Pemanfatan hiu di Indonesia.
Indonesia sebagai salah satu negara yang termasuk di dalam kawasan Coral
Triangel merupakan negara penangkap hiu terbesar di seluruh dunia. Menurut
hasil laporan FAO dalam masalah perdagangan hiu ada 20 negara penangkap hiu
dari tahun 2000-2010 yaitu : Indonesia, India, Spanyol, Taiwan, Argentina,
Mexico, Amerika Serikat, Pakistan, Malaysia, Jepang , Perancis, Brazil, Thailand,
Selandia Baru, Sri Lanka, Portugal, Nigeria, Republik Iran, Republik Korea, dan
Inggris. Aktifitas pemanfatan hiu di perairan
Indonesia memiliki sejarah yang cukup panjang. Perburuan
di Indonesia terhadap hiu sudah dimulai sejak zaman penjajahan yaitu dengan
adanya ekspor hiu bersama dengan ekspor ikan asin. Hiu diburu oleh nelayan untuk
dimanfaatkan daging, sirip, kulit, minyak hati dan bagian-bagian lainnya.
Peningkatan keuntungan ekonomi yang didapat dari komoditi ini membuat spesies
ini terancam oleh kegiatan illegal fishing. Dampak kegiatan
pemanfatan tersebut meningkat seiring meningkatnya kemajuan teknologi,
peningkatan jumlah penduduk serta peningkatan ragam dan mutu kebutuhan. Hal ini
terjadi karena terdorong oleh usaha memenuhi kebutuhan hidup sehari-jari
kemudian berkembang menjadi suatu kegiatan usaha yang bersifat komersial.
Dalam skala internasional, telah cukup banyak badan-badan
internasional yang menfokuskan diri pada usaha konservasi hiu dan pari
(elasmobranchii). Salah satu badan internasional yang amat peduli terhadap sumberdaya
tersebut adalah IUCN (The World Conservation Union) yang membentuk Shark
Specialist Group (SSG) pada tahun 1991, sebagai bagian dari komisi
penyelamatan jenis (Species Survival Comission). Tujuan kelompok ini
dibentuk adalah sebagai mediator bagi usaha konservasi hiu, pari dan Chimaera
(Condrichthyans). Para anggotanya berusaha untuk menyusun laporan mengenai
status ikan-ikan bertulang rawan dan menyiapkan rencana aksi (Action plan) bagi
kelompok ikan ini. Penyusunan laporan mengenai status ikan-ikan bertulang rawan
di dunia dilakukan dengan mengulas status populasi dan status perikanan hiu,
serta pemberian status konservasi baik secara regional maupun global untuk
beberapa jenis ikan yang dipilih. Selain itu, juga menentukan kondisi jenis
ikan yang sedang ataupun akan terancam keberadaaannya (CAMHI et al. 1998).
Rencana aksi yang dilakukan SSG antara lain adalah
dengan mengidentifikasi langkah-langkah yang akan dilakukan untuk kelangsungan
kehidupan populasi ikan-ikan bertulang rawan dan usaha-usaha yang perlu
dilakukan untuk memulihkan jenis-jenis yang terancam ataupun yang menurun
jumlahnya. Laporan yang dibuat oleh SSG juga akan memperbaharui daftar hewan
yang masuk dalam CITES (The Convention on International Trade in Endangered
Species of Wild Fauna and Flora). Selain itu, SSG juga memberikan laporan
kepada FAO sebagai salah satu badan dunia yang berada di bawah PBB. Melalui
badan tersebut, dibentuk sebuah komite perikanan yang menyusun suatu panduan (guideline)
yang bersifat global maupun regional terhadap usaha pengelolaan dan
konservasi sumberdaya hiu (PoA of Shark for Conservation and Management). Salah
satu bentuk laporan tersebut adalah mengeluarkan red list atau daftar
status bagi beberapa jenis ikan, berdasarkan beberapa kategori status seperti
terancam punah, hampir terancam, dan lain sebagainya (CAMHI et al. 1998).
Beberapa jenis hiu dan pari yang terdapat di Indonesia dan cukup sering
dijumpai di tempat-tempat pelelangan ikan di wilayah In-donesia, bahkan
termasuk ke dalam daftar sta-tus yang dikeluarkan oleh IUCN.
Peraturan
Konservasi Hiu



Kesimpulan
Kesimpulan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Jenis ikan Hiu sangat beragam
diantaranya adalah Hiu Big Eye Thresher, Hiu Bluntnose Sixgill,
Tiger Shark, dan lain-lain.
2.
Peraturan perlindungan Hiu ada
yang bersifat nasional dan internasional.
Saran
Saran yang dapat penulis berikan adalah
sebaiknya dalam perlindungan Hiu lebih baik lagi dan diberikan sanksi yang
setimpal bagi penangkapan Hiu secara ilegal.